Dalam masa tumbuh kembang, anak membutuhkan
konsumsi nutrisi seimbang, termasuk protein, untuk mendukung kualitas
kesehatannya di masa depan. Protein adalah salah satu komponen nutrisi seimbang
yang berperan untuk pembentukan struktur sel, membantu sel menjalankan
fungsinya, dan mengatur banyak fungsi di dalam jaringan tubuh dan organ.
Seringkali orang tua merasa khawatir dengan
tumbuh kembang anak mereka yang tidak cocok dengan protein susu sapi, karena
kekurangan protein pada anak akan mengakibatkan tumbuh kembang anak terganggu.
Walaupun susu sapi merupakan salah satu
protein yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi tidak
semua anak bisa atau cocok mengkonsumsi protein susu sapi. Sehingga perlu
diberikan alternatif nutrisi agar tetap dapat mendukung optimalisasi tumbuh
kembang anak. Seperti susu peetumbuhan yang mengandung formulasi khusus protein
terhidolisa ekstensif, protein asam amino bebas atau isolate protein soya
dengan bahan dasar soya.
Sekilas info bahwa soya (kedelai) sendiri
sejarahnya sendiri sangat panjang. Soya ditanam di China 6000 tahun lalu, dan
merupakan salah satu sumber pangan dan sumber gizi.
Tumbuh Kembang Anak
Pemberian nutrisi untuk anak di atas 1 tahun
harus mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan juga air.
Konsumsi dan bentuk makanan yang diberikan pun agak berbeda dengan bayi dibawah
usia 1 tahun. Dengan kata lain anak diatas usia 1 tahun harus sudah mulai
diperkenalkan dengan makanan keluarga. Susu bukan lagi kebutuhan nomor satu
melainkan hanya sebagai pelengkap. Jadi kalau bisa anak-anak harus bisa makan
dengan makanan yang dibuat oleh ibunya di rumah.
Hal ini berbeda dengan anak usia 6 – 12 bulan
dimana mereka baru diperkenalkan dengan makanan
pendamping ASI (MPASI). Dari segi tekstur makanannya juga lebih halus dan
rasa makanan yang diberikan juga lebih sederhana. Sementara anak usia di atas 1
tahun harus mulai makan nasi dan juga sayur-sayuran.
Beberapa makanan yang berbau tajam atau
makanan yang mengandung gas juga sudah mulai diperkenalkan satu per satu. Tidak
masalah anak akan nantinya suka atau tidak makanan tersebut tapi tetap harus
diperkenalkan demi pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.
Selama masa kehidupan anak, peran nutrisi
sangat penting dan sudah dimulai dari 1000 hari pertama kelahiran, yaitu dari
semenjak periode kehamilan sampai dengan usia remaja. Salah satunya adalah susu
yang merupakan salah satu sumber pangan sangat penting juga untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi anak. Namun kadang ada beberapa kondisi tertentu yaitu anak
tidak bisa mengkonsumsi susu yang berbahan dasar sapi.
Ada beberapa orang tua yang menyampaikan bahwa
anaknya tidak bisa mengkonsumsi susu sapi. Apakah anak saya merupakan alergi
susu sapi ? Untuk mengetahui apakah benar seorang anak alergi susu sapi,
terlebih dahulu harus dipastikan apakah benar anak mengalami alergi susu sapi
atau tidak. Karena ada beberapa gejala yang mirip dengan alergi susu sapi tapi
sebenarnya anak itu tidak mengalami alergi susu sapi sebelumnya.
Selain alergi
ada beberapa kondisi juga yang bisa dibilang sebagai alergi susu sapi yaitu intoleransi laktosa. Anak dengan
intoleransi laktosa memang tidak bisa mengkonsumsi susu sapi tapi masih bisa
diberikan pengganti nutrisi yang lain.
Hal yang harus dilakukan pertama kali untuk
mengetahui seorang anak alergi susu sapi adalah dengan berkonsultasi ke dokter
untuk pemeriksaan klinis. Tahap
selanjutnya bisa dilakukan dengan pemeriksaan
di laboratorium. Namun biasanya pemeriksaan laboratorium tidak terlalu
dibutuhkan jika dalam pemeriksaan klinis sudah diketahui apabila anak mengalami
gejala alergi susu sapi.
Gejala
anak alergi susu sapi biasanya ada pada :
1.
Saluran cerna (muntah, keram perut, kolik,
atau diare)
2.
Kulit memerah (ruam)
3.
Saluran nafas (pilek alergi, nafas grok-grok)
Cara
Penanggulangan Anak Yang Tidak Bisa Mengkonsumsi Susu Sapi
Pemberian
susu untuk anak di atas usia 1 tahun merupakan suatu penambahan atau pelengkap.
Walaupun begitu susu tetap harus diberikan, karena pada masa ini anak-anak
harus punya “tabungan” zat-zat yang
diperlukan oleh tulang dalam pembentukan organ yang dipengaruhi oleh susu yang
dalam hal ini adalah kebutuhan kalsium.
Untuk anak
yang alergi susu sapi, jangan khawatir karena anak-anak masih bisa mendapatkan
susu dengan menggunakan beberapa formula antara lain :
1. Formula protein terhidrolisasi
Formulanya
diambil dari susu sapi, hanya saja kadar proteinnya dikecilkan sehingga anak
tidak menimbulkan alergi susu sapi
2. Formula soya (kedelai)
Formula
kedelai yang dimaksudkan disini adalah produk derivikasi kedelai yang bebas
protein susu sapi dan juga laktosa, dan pastinya yang sudah difortifikasi atau
ditambahkan dengan mikro nutrien seperti penambahan zat besi, vitamin, mineral,
kalsium, dan juga elektrolit
Terkadang
ada beberapa orang tua yang suka khawatir tentang anaknya yang mengkonsumsi
formula soya bahwa nanti tumbuh kembang anaknya tidak sebagus dengan anak yang
mengkonsumsi susu sapi. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa formula
soya yang sudah difortifikasi kandungannya hampir sama dengan formula susu
sapi, bahkan kalorinya pun juga sama. Formula dengan isolat protein soya
merupakan nutrisi yang tidak kalah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Dan
menurut beberapa penelitian yang sudah dilakukan sejak tahun 2012 dan sudah
dipublikasikan juga dinyatakan bahwa formula soya terbukti aman dan tidak mempengaruhi tumbuh
kembang anak, dan juga tidak memberikan dampak yang buruk pada tumbuh kembang
anak.
Sejumlah
penelitian lain juga membuktikan bahwa pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan
fungsi metabolisme, fungsi reproduksi, endoktrin, imunitas, dan system saraf
dari anak-anak pengkonsumsi protein susu sapi dengan isolat protein soya tidak
berbeda secara signifikan dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi.
Karena
pada dasarnya anak usia diatas 1 tahun karena sudah mengkonsumsi makanan
keluarga, sehingga protein yang di dapat bukan hanya di dapat dari soya saja
tapi juga dari protein yang lain yaitu tahu, tempe, ikan, daging, dan juga
ayam.
Pencegahan Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Anak Alergi
Untuk melihat apakah seorang anak tumbuh
kembangnya optimal atau tidak, bisa menggunakan Deteksi Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak dengan 2 alat
perangkat yang sudah direkomendasikan oleh IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia), diantaranya adalah :
1.
Buku KIA
2.
Buku SDIDTK
Kedua alat tersebut bisa digunakan yang tujuannya adalah untuk
memantau tumbuh kembang anak dengan menggunakan cara kurva deteksi dan juga
mengisi ceklist perkembangan anak yang biasanya diisi oleh tenaga kesehatan.
Pastikan nutrisi anak baik sejak masih dalam kandungan dengan
harapan bawah pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal.
Beberapa orang tua sering bertanya apakah efek yang paling
keliatan dari tumbuh kembang anak ketika anak dinyatakan alergi susu sapi ?
Anak yang mempunyai alergi susu sapi pastinya akan mengalami beberapa
gejala alergi dari yang ringan sampai yang berat. Gejala yang ringan biasanya
anak hanya akan mengalami kulit merah, bahkan ada juga anak yang selalu
kucek-kucek mata. Sedangkan gejala yang berat pernah ditemukan pada anak yang
buang air besar nya (BAB) berdarah. Bahkan gejala ini bisa juga terjadi pada
awal kehidupan atau usia bayi.
Karena gejalanya yang terkadang overlapting, maka bisa jadi agak terlambat melakukan deteksi. Oleh
karena itu bila ada gejala anak yang tidak biasa atau yang mencurigakan harus
segera konsultasi ke dokter. Karena jika terlambat, dampaknya adalah nanti anak
tidak bisa terdeteksi penyakitnya dikarenakan sering kambuh, sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami masalah.
Menurut beberapa pendapat, alergi pada anak tidak bisa hilang
begitu saja dalam waktu dekat. Jika alergi dialami pada usia bayi, beberapa
diantaranya ada yang makin lama makin hilang dengan sendirinya gejala alergi
susu sapi. Namun tetap kita harus melihat kasus per kasus.
Anak yang mengalami alergi susu sapi kalau bisa harus lebih
sering datang konsultasi ke dokter sehingga bisa tertangani dengan baik. Nutrisi
untuk mengatasi alergi tersebut juga bisa teratasi sehingga kebutuhan tetap
terpenuhi walaupun anak tersebut mengalami alergi susu sapi.
Susu Formula Php atau Soya ?
Susu Protein
terHidrolisis Parsial (PHP) sebenarnya susu formula yang bahan dasarnya tetap
menggunakan protein sapi, hanya saja proteinnya dipecah-pecah dan dihaluskan menjadi
komponen yang lebih kecil, sehingga lebih ramah untuk pencernaan anak dan bisa
menjadi solusi bagi anak yang punya alergi susu sapi.
Pemberian susu formula PHP dapat menjadi pencegahan primer
terjadinya alergi susu sapi, karena diberikan sebelum terpapar dengan susu
sapi. Jika gejala dari alergi susu sapi masih ringan, maka biasanya dokter akan
merekomendasikan susu formula Php.
Sedangkan susu soya
adalah susu dengan bahan dasar protein kedelai yang setara dengan protein pada
susu sapi. Pemberian susu dengan protein soya dapat menjadi suatu tindakan
pencegahan secara sekunder terjadinya alergi susu sapi karena diberikan pada
anak yang sudah terpapar dengan protein susu sapi namun belum timbul gejala
alergi.
Hal lain yang perlu digarisbawahi, terkait anak lebih cocok
diberi susu formula Php atau soya, orang tua harus tetap membutuhkan masukan
dari dokter anak. Hindari pula melakukan peralihan jenis susu, misalnya beralih
dari susu formula Php ke jenis soya tanpa sepengetahuan dokter.
Terapi Anak Alergi Susu Sapi
1. Uji Tusuk Kulit
Uji dilakukan dengan meneteskan ekstrak alergen pada permukaan
kulit lengan bawah kemudian ditusuk dengan jarum khusus sehingga cairan ekstrak
alergen masuk ke dalam kulit.
Reaksi positif dinyatakan dengan timbulnya bentol yang
berdiameter minimal 3 mm dan terasa gatal.
2. Pemeriksaan IgE Spesifik dalam darah
Uji dilakukan dengan pengambilan darah untuk pemeriksaan IgE
spesifik terhadap alergen tersebut.
3. Uji Eliminasi Provokasi
- Uji dilakukan dengan menerapkan eliminasi
(meniadakan) beberapa makanan penyebab alergi selama 2-4 minggu.
- Bila gejala penyakit alergi menghilang maka
dilanjutkan dengan pemberian makanan (provokasi) yang dicurigai dapat
menimbulkan alergi.
- Bila setelah provokasi timbul kembali gejala
alergi, maka makanan tersebut adalah pencetus gejala alergi pada anak.
- Uji ini harus dilakukan dalam pengawasan dokter
untuk menghindari eliminasi yang berlebihan dan mengganggu tumbuh kembang anak.
Pemeriksaan uji tusuk kulit dan IgE Spesifik hanya menandakan
sensitisasi suatu alergen baik makanan maupun hirupan. Korelasinya terhadap
gejala alergi harus dinilai kembali oleh dokter. Karena tidak setiap hasil
positif menandakan alergen tersebut sebagai pencetus alergi pada anak. Pemeriksaan
yang dapat memastikan pencetus alergi adalah uji eliminasi dan provokasi.
Anak-anak dengan faktor intoleran terhadap protein susu sapi tetap
berkesempatan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sama dengan anak
lainnya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Dan yang
paling penting adalah alternatif nutrisi agar kebutuhan makro nutrien (termasuk
protein), dan mikro nutrien tetap terpenuhi.
Salah satu alternatif pemberian nutrisi bagi anak-anak yang tidak
cocok dengan protein susu sapi adalah formula dengan isolat protein kedelai
atau soya yang telah difortifikasi. Formula berbasis isolate protein soya
adalah alternatif yang aman dan efektif pada anak yang kebutuhan nutrisinya
tidak bisa terpenuhi dari susu pertumbuhan berbahan dasar susu sapi.
Perlu
diingat, kemungkinan alergi masing-masing anak pada tiap keluarga tidaklah
sama. Bila diketahui anak beresiko tinggi, hendaknya segera lakukan tindakan
pencegahan dan terapi dini. Bawalah anak dan konsultasikan pada dokter anak. Tingkatkan
imunitas tubuh anak dengan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan di masa
perkembangannya.
Happy Healthy
Best Regards,
Mommy Tya
Komentar
Posting Komentar