Hai Guys… Tau ga sih kalau setiap tanggal 10 Oktober kita memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ? Sebagian
mungkin ada yang tau. Tapi kalau aku…
Jujur baru tau… hehehe…
Dan aku seneng banget pas aku tau ada hari kesehatan jiwa sedunia pas banget aku dapat undangan acara Temu Blogger dari Kementerian
Kesehatan RI yang bekerja sama dengan Blogger
Crony Community (BCC). Dari acara itu aku banyak tahu tentang Kesehatan
Jiwa itu seperti apa.
Tema dari acara
ini adalah “Mental Health Promotion and Suicide Prevention”. Diangkatnya
tema ini menjadi sesuatu hal yang perlu kita ketahui karena perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi saat ini akibat daripada individu yang tidak bisa
mengelola apa yang dialami di dalam lingkungan.
Apa Itu Kesehatan Jiwa
Menurut dr. Fidiansyah, SpKJ selaku Direktur
Kesehatan Jiwa dan Napza, Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan social sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Orang yang
termasuk sehat ini betul-betul poinnya adalah termasuk dapat mengatasi tekanan,
sehingga mampu mengolah stress dalam era modernisasi dan globalisasi, dan juga
bisa mengatasi suatu masalah sebagai sesuatu yang positif.
So… Kesehatan
jiwa itu ada di dalam diri kita, keluarga, dan masyarakat. Dan jika kesehatan
jiwa dalam seseorang tidak terpenuhi, maka di sebut dengan gangguan jiwa atau
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Bagaimana dengan
orang yang mempunyai banyak masalah ? Apakah bisa dikategorikan sebagai orang
dengan dengan gangguan jiwa ? Menurut Buku Panduan Diagnosis Gangguan Jiwa
orang yang baru saja mempunya masalah (walaupun masakahnya banyak dan berat)
belum bisa dikategorikan sebagai orang dengan gangguan jiwa,karena berbagai
gejala lainnya belum terpenuhi.
Apa Itu Bunuh Diri ?
Setiap mendengar
kata bunuh diri pasti kita akan merasa shock ya Guys. Seperti yang kita tahu bunuh
diri adalah sebuah tindakan yang disengaja yang menyebabkan kematian pada diri
sendiri.
Menurut laporan
dari WHO pada tahun 2010 menyebutkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6%
– 1,8% per 1000 penduduk, atau sekitar 5000 per tahunnya. Banyak yaaaa ????!! Dan
bunuh diri juga merupakan gangguan kesehatan jiwa pada diri seseorang.
Kondisi
masyarakat secara umum yang sudah memasuki era modernisasi dan globalisasi yang
ujung-ujungnya jika tidak bisa dikelola dengan baik akan bisa menyebabkan
gangguang jiwa yang biasa disebut depresi atau gangguan jiwa berat yang
akhirnya bisa menyebabkan bunuh diri.
Prevalensi Masalah dan Gangguan Kesehatan Jiwa
Secara global
sekitar 1 dari 6 orang (15-20%) mengalami satu atau lebih masalah kesehatan
jiwa dan juga NAPZA. Jumlah terbesar yaitu gangguan kecemasan, sekitar 4% dari
populasi.
WHO menyatakan
bahwa masalah kesehatan jiwa yang menjadi prioritas kesehatan masyarakat adalah
bunuh diri, dimana data global menyebutkan bahwa hampir 800.000 orang meninggal
karena bunuh diri setiap tahunnya, which mean 1 kematian per 40 detik. Agak
miris ya Guys ??!!
Promosi Kesehatan Jiwa
Promosi tentang
kesehatan jiwa dilakukan oleh semuanya bukan hanya tenaga kesehatan saja. Dan
promosi ini dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga, dan akhirnya masyarakat. Dan
kali ini mempunyai tempat yang strategis untuk dilibatkan oleh Kementerian
Kesehatan RI dalam hal promosi kesehatan jiwa.
Bekerja sama untuk Pencegahan Bunuh Diri
Pada sesi
berikutnya Dr. Indria Laksmi Gamayanti,
M.Si lebih berbicara mengenai psikologis orang yang melakukan bunuh dari.
Dari penyebab kenapa bunuh diri dan apa yang harus dilakukan serta
pencegahannya.
Masalah bunuh
diri merupakan penyebab kematian nomer 2 (dua) terbanyak dan terjadi pada
kelompok usia 15-29 tahun. Oleh karena itu penting banget untuk mempersiapkan
remaja yang sehat fisik dan jiwa sejak dini agar tercipta sumber daya manusia
yang unggul dan berkualitas.
Seperti apa sih
orang yang mempunyai resiko untuk melakukan bunuh diri ? Biasanya orang yang
mempunyai masalah psikologis berat atau gangguan jiwa yang menyebabkan depresi.
Dan biasanya depresi itu bisa dikarenakan salah satunya adalah karena adanya
masalah hubungan awal yang tidak harmonis atau terputus dengan ibu. Bisa juga
karena mengalami kekerasan, bullying, trauma atau diskriminasi. Pun juga bisa
karena mengalami tekanan hidup yang berat.
Selain itu ada
juga beberapa hal yang mendorong bahkan ide yang muncul untuk melakukan
percobaan bunuh diri. Seperti kesepian, merasa tidak dibutuhkan atau tidak
berguna, lelah dengan kehidupan yang menyebabkan putus asa, dan juga perasaan
tertekan.
Dan siapa sangka
ternyata bunuh diri itu menular lho
!! Misalnya saja ada artis terkenal yang
bunuh diri, dan kita sangat nge-fans
sama artis itu bisa jadi kita akan melakukan hal yang sama sebagai bentuk dukungan
kita terhadap artis itu. Bisa jadi kan ??!!
That’s
why kita harus
mewaspadai anak dan remaja yang pernah melakukan percobaan bunuh diri, dan juga
punya sejarah anggota keluarga yang bunuh diri. Karena bisa jadi anak itu akan
mengalami depresi atau gangguan psikiatri lain yang memungkinkan dia akan
melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu
diperlukan dukungan berupa nasihat atau pengakuan dan penghargaan terhadap anak
yang punya kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Selain itu dukungan bisa
juga diberikan berupa kasih saying dan cinta, serta perasaan memiliki.
Kesemuanya itu
bisa dibantu dengan kita menunjukkan empati, ajak bicara, dan bantu selesaikan
masalah bila mereka mempunyai masalah.
Upaya-upaya yang dilakukan
Aktivitas
pencegahan bunuh diri harus secara kompleks berdasarkan faktor-faktor terkait bunuh
diri, tidak hanya fokus terhadap gangguan jiwa. Maka dari itu upaya yang
dilakukan meliputi pencegahan, intervensi, dan kerjasama yang erat antar
pemangku kepentingan.
Upaya tersebut
bisa berupa :
1. Upaya Promotif
Bisa
melalui media KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) serta Sosialisasi kepada
masyarakat.
Selain
itu peran media massa juga bisa dilibatkan, diantaranya adalah dengan
memberikan informasi yang menekankan bahwa bunuh diri merupakan kerugian bagi
masyarakat. Informasikan juga tentang bagaimana cara menghindari tindakan bunuh
diri.
Diusahakan
media berkomunikasi dengan petugas kesehatan sebelum menayangkan berita tentang
bunuh diri.
2. Upaya Preventif
Upaya
preventif bisa dilakukan dengan cara deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
juga NAPZA dengan terlebih dahulu melatih tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan maupun guru bimbingan atau konseling di sekolah.
Kesimpulannya
aktifitas bunuh diri bisa dicegah. Antara lain dengan cara buatlah interaksi
secara positif, dan ajaklah seseorang yang terindikasi bunuh diri untuk
terlibat dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan menyenangkan, sehingga
keinginan untuk bunuh diri bisa dicegah.
SEHAT JIWA DIMULAI DARI DIRI
SENDIRI, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Best
Regards,
Mommy
Tya
Tulisannya informatif nih Bun...buat nambah pengetahuan kita ya, thank for share
BalasHapusAlhamdulillah kalau memang bisa menambah informasi ya...
HapusStatistik prevalensinya cukup tinggi, ya.... Semoga kita pun semakin peduli pada sekitar.
BalasHapusIya tinggi banget. Dan memang kita harus lebih peduli dan empati dengan orang yang terindikasi mempunyai keinginan untuk melakukan bunuh diri. Agar kita bisa mencegah mereka untuk tidak melakukan bunuh diri
Hapus